About Me

Foto Saya
Amatullah bintu Yusuf
Just Amatullah (servant of ALLAH)
Lihat profil lengkapku

Kamis, 24 Maret 2011

Pekarangan, Sumber Ketahanan Pangan Keluarga

  Pekarangan didefinisikan sebagai suatu bentuk ekosistem buatan dimana komunitas penyusunnya didominasi oleh tanaman budidaya yang berguna bagi masyarakat penghuninya (Purwanto dan Munawaroh, 2001). Konsep pekarangan diperkenalkan oleh sekelompok orang yang berasal dari Indochina dan selanjutnya menetap di jawa tengah sejak tahun 860 M. Pekarangan berkembang beberapa waktu kemudian kearah Jawa Timur, Madura dan Bali dan penyebaran ke daerah Jawa Barat pada abad ke-18 (Terra, Christanty et al., 1985). 
Pekarangan memiliki beberapa komponen penyusunnya diantaranya adalah komponen fisik, komponen vegetasi dan komponen hewan. Setiap daerah di indonesia memiliki komponen penyusun pekarangan yang khas. contohnya saja di daerah jawa barat tanaman yang banyak ditanam adalah berbagai jenis sayuran dan terdapat kolam di bagian depan atau samping rumah.
Meski pekarangan sudah adah sejak 860 M, namun masih sangat sedikit peniliti indonesia yang melakukan penelitian tentang pekarangan. Penelitian tentang pekarangan banyak di lakukan oleh peneliti belanda termsauk emenliti pekarangan di indonesia. padahal pekarangan sebagai lumbung hidup memiliki potensi yang ebsar untuk memeajukan kesejahteraan bangsa indonesia jika terus dikembangkan.  Selain itu,  berdasarkan penelitian Novitasari, 2011 pekarangan dapat berfungsi sebagai sumber ketahanan pangan keluarga dilihat dari empat aspek yaitu:
(1) Ketersediaan pangan, yaitu petani menanam berbagai tanaman (diversifikasi tanaman) seperti tanaman pangan, tanaman rempah sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga, (2) Aksesibilitas/keterjangkauan pangan yaitu pekarangan sebagai akses langsung pangan keluarga karena tanaman pangan, tanaman rempah sayuran dan buah-buahan ditanam pada komponen pekarangan seperti pawuhan, peceren dan kebonan, (3) Stabilitas ketersediaan pangan yaitu pangan selalu tersedia tanpa fluktuasi, tanaman pangan yang ditanam dipekarangan dipanen saat dibutuhkan sedangkan sayuran dan buah-buahan dapat dipanen sepanjang tahun dan, (4) Kualitas pangan yaitu pemenuhan gizi keluarga yang selalu tersedia dan memenuhi persyaratan penerimaan pangan sesuai dengan kebiasaan penduduk.

Senin, 21 Maret 2011

Berdoalah

          

          Kebahagiaan tak dapat disembunyikan lagi dari wajah seorang ayah yang menginjak usia 60 tahun manakala mendengar putra pertamanya mendapat beasiswa untuk melanjutkan S1 nya yang sempat tertunda.Delapan tahun yang lalu sang ayah harus menelan kekecewaan bahwa putra pertama yang diharapkannya memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah dan memilih fokus dengan pekerjaannya. Rasa takut menyelimutinya jika anak-anaknya yang lain akan mengikuti jejak kakak pertamnya yang kandas di tengah jalan. Segala usaha telah dilakukan sang ayah untuk mengantarkan putranya untuk meraih gelar sarjana. Terkadang jika sudah tak tertahankan, di curahkan sedikit rasa kecewa kepada putra-putranya yang lain. bersyukur putra-putranya yang lain breusaha mengobati rasa kecewa sang ayah dengan menuntaskan S1 di perguruan-perguruan tinggi negeri terbaik di indonesia. 

        Meski demikian rasa cinta dan sayang sang ayah tidaklah berkurang kepada putra pertamanya. terlebih saat putra pertamanya membuat dirinya harus di panggil kakek, panggilan yang sangat dirindukannya. Siang malam dalam segala kesempan dipanjatkan doanya untuk seluruh putranya, namun harapan itu masih terus digantungkan. Harapan agar ia dapat mengatarkan seluruh putranya meraih gelar sarjana. Tak hanya sang ayah yang tak henti menengadahkan kedua tangannya di setiap doanya, namun juga sang ibu yang senantiasa percaya akan janji TuhanNYA.


Apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu (Muhammad), maka (jawablah) bahwa Aku (Allah) adalah dekat (dengan hamba-hambanya). Aku (Allah) mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada Ku.....”  Al-Baqarah :186

kini sungguh terbukti bahwa ALLAH tak pernah menyalahi janjiNYA. 

Sesungguhnya Allah Maha Malu, lagi Maha Pemberi. Dia (Allah) malu untuk menolak seseorang yang mengangkat tangannya (berdoa), sehingga kembali dalam keadaan sia-sia ”. (Hadis sahih sesuai syarat Bukhari-Muslim, dan disepakati oleh al Dzahabi). Dan al Qur’an menyatakan, “ ... Atau siapakah yang telah mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan, apabila ia berdoa kepada Nya, dan yang menghilangkan kesusahan... (s.an Naml.a. 62).

Dalam hadits Abi Said : "Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan doa hambaNYA. Akan tetapi bagi seorang hamba yang berdoa, baginya salah satu dari tiga hal: doanya benar-benar dikabulkan dengan sebenar-benarnya pengabulan (sesuai dengan permintaan), atau akan dicatat sebagai sebuah amal kelak di akhirat, atau dengan doanya trsebut, Allah menyelamatkannya dari keburukan (Dishahihkan oleh Hakim)

Kini kebahagiaan Sang ayah rasanya hampir lengkap, di usianya yang menjelang senja ia telah mampu mengantarkan putra-putanya seperti apa yang dicita-citakan. dan yang tak kalah membagahiakan adalah kedua cucu dari putra pertamanya yang selalu membuatnya semangat menjalani hari.

wa allahu a'lam.

Jumat, 18 Maret 2011

InsyaALLAH Ada Jalannya

          "InsyaALLAH ada jalannya" begitu kata maherzein dalam salah satu lirik nasyidnya. yaa insyaALLAH segala permasalah yang kita hadapi pasti akan ada jalannya selama kita terus berusaha mencari jalan keluar itu dan senantiasa bergantung kepada ALLAH, memohon kepadaNYA untuk dibukakan jalan keluarnya hingga tak ada waktu untuk berputus asa. Saaat menghadapi masalah itu mungkin kita akan merasa kita sendirian tak ada yang menyemangati untuk terus bangkit. namun percayalah selama kita menyerahkan seutuhnya pada kehendak yang kuasa insyaALLAH ada jalan keluarnya. sulit memang, namun itu  semua adalah jalan bagi kita unutk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. bukankah ALLAH menyukai hambanya yang datang kembali padaNYA?. Senangnya ALLAH  melebihi senangnya seseorang yang kehilang unta dan segala perlengkapannya dipadang pasir kemudia unta itu kembali padanya dengan segala perlengkapannya.

         Teruslah bermohon kepadaNYA agar senantiasa dikuatkan hati dalam menghadapi segala cobaan hidup. bukankah hidup ini hanyalah tempat persingggahan sementara, tempat mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan di akhirat nanti. ujian ini semata-mata untuk melihat seberapa tundukkah kita kepada ALLAH. namun percayalah ALLAH tidak akan menguji hambaNY melebihi kemampuan dari si hamba. ingatlah penderitaan didunia hanyalah sekejap dan hanya sementara. Jauh lebih menderita di kehidupan kita selanjutnya yang kekal abadi jika kita hanya menggunakan kehidupan didunia ini hanya untuk berkeluh kesah, larut dalam kesedihan dan terlalaikan dari menyembahNYA. Biarlah kita sedikit menderita di dunia untuk menggapai kebahagiaan di akhirat nanti.

Allah SWT berfirman :
"Dan kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang  beriman dan selalu bertaqwa". (Yusuf: 56-57)

"Orang-orang yang terbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan, sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang bertaqwa." (An-Nahl: 30)

        Jangan takut dan jangan bersedih sesungguhnya ALLAH bersama kita. karana itu teruslah gantungkan harapan hanya padaNYA. Dia takkan pernah mengecewakan hambanya yang senantiasa meminta kepadaNYA.

        "Duhai ALLAH kami memohon kepadamu dari terlalaikannya hati, kuatkanlah hati kami untuk senantiasa tetap berada di jalanMU dan kuat menghadapi segala ketentuan dariMU"

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons