About Me

Foto Saya
Amatullah bintu Yusuf
Just Amatullah (servant of ALLAH)
Lihat profil lengkapku

Jumat, 25 Februari 2011

Berhati-hatilah dengan Tajamnya Lisan

Sebuah pepatah mengingatkan "mulutmu adalah harimaumu", ada juga yang bilang lidah lebih tajam dari pedang. ungkapan tersebut rasanya memang tidak berlebihan, karena lisan dapat menjadi ganas seperti harimau dan menusuk sperti tajamnya pedang jika ia tak dijaga. Perkataan yang keluar dari lisan kita dapat membuat orang-orang diseliling kita merasa nyaman atau sebaliknya. lisan juga dapat membuat kita disukai atau tidak. ada yang kehadirannya sangat diharapkan karena lisannya, ada pula yang karena lisannya tidak diharapkan kehadirannya.lalu tergantung kepada kita, memilih yang mana kah kita?

14 abad yang lalu kita telah diingatkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam; "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam” (HR Muslim). hadits ini mengandung dua poin. Pertama: dorongan (perintah) untuk mengatakan yang baik, yaitu sesuatu yang diridhai Allah.  Menurut al-Munawi, hadits ini memberi faedah bahwa perkataan yang baik itu lebih dikedepankan daripada diam karena perintah itu disebutkan lebih dulu, dan bahwa diam itu diperintahkan pada saat tidak berkata yang baik. Kedua: perintah untuk diam, yaitu perintah untuk tidak mengatakan yang buruk, yang dibenci atau dimurkai oleh Allah.

Maka hendaklah kita berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara. berbicaralah dengan perkataan yang mengundang ridho ALLAH serta tidak menyakiti saudara. Berapa banyak diluar sana kita mendapati orang yang berbicara hanya untuk mengundang kridhoan manusia dengan mengabaikan keridhoan ALLAH. Ada pula yang tidak memperhatikan sama sekali akan perkataannya, sehingga menyakitiorang yang mendengarnya dan tidak mengundang Ridho ALLAH.  

Sekarang, cobalah kita bertanya pada diri kita sudah kah kita menjaga lisan kita?, berapa banyak orang yang terluka dan sakit hatinya karena perkataan kita yang sengaja atau tidak membuat mereka sakit hatinya. sesungguhnya kami berlindung kepada ALLAH SWT dari perkataan yang sia-sia, dari perkataan yang membuat sakit hati dan tidak mengundang ridhoNYA.

Selasa, 22 Februari 2011

Markisa Bapak

lupa sejak kapan bapak nanam markisa, tapi seingat saya sudah setahun yang lalu bapak cerita tentang markisa di kebun bapak tepatnya bulan mei saat bapak mengunjungiku di malang. bapak bilang markisanya di kebun belakang rumah yang berdekatan dengan stasiun kereta api tak terpakai subur, buahnya lebat. namun sayang, karena angin kencang tanaman markisa milik bapak rubuh.

sekarang saya sudah dirumah, bisa melihat langsung hasil kebun bapak. bapakpun cerita, hampir setiap hari membuat jus jambu yang dicampur dengan markisa. karena rasa markisa hasil panen bapak rasanya sangat masam sekali, sehingga memberikan sensasi segar saat dicampur dengan buah jambu. mungkin karena terlalu sering membuat jus blenderpun rusak tepat sehaari sebelum saya pulang kerumah. padahal dari kota  malang saya sudah membawa apel rum beauty dan alpukat untuk dibuat jus, akhirnya saya tinggal gigit jari. melihat isi kulkas begitu banyak buah markisa bingung akan diolah menjadi apa. sampai akhirnya saya teringat salah satu prodak teh rasa markisa, dan tak ada salahnya jika saya mencobanya.

terlebih dahulu saya menyeduh teh bubuk kemudian menyaringnya, setelah itu saya mencampurnya dengan sari markisa yang telah saya saring. dan hasilnya segar sekali, bapak sangat menyukainya. tapi hasil racikan saya yang pertama dibilang kurang asam menurut kaka saya, dan racikan yang kedua katanya seperti obat. yaaa dalam hal apapun kita harus "legowo" menerima segala kritikan. apapun itu, jadikan ia cermin namun jangan jadikan ia racun yang merusak potensimu :). FIGHTING ^^

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons