14 abad yang lalu kita telah diingatkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam; "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam” (HR Muslim). hadits ini mengandung dua poin. Pertama: dorongan (perintah) untuk mengatakan yang baik, yaitu sesuatu yang diridhai Allah. Menurut al-Munawi, hadits ini memberi faedah bahwa perkataan yang baik itu lebih dikedepankan daripada diam karena perintah itu disebutkan lebih dulu, dan bahwa diam itu diperintahkan pada saat tidak berkata yang baik. Kedua: perintah untuk diam, yaitu perintah untuk tidak mengatakan yang buruk, yang dibenci atau dimurkai oleh Allah.
Maka hendaklah kita berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara. berbicaralah dengan perkataan yang mengundang ridho ALLAH serta tidak menyakiti saudara. Berapa banyak diluar sana kita mendapati orang yang berbicara hanya untuk mengundang kridhoan manusia dengan mengabaikan keridhoan ALLAH. Ada pula yang tidak memperhatikan sama sekali akan perkataannya, sehingga menyakitiorang yang mendengarnya dan tidak mengundang Ridho ALLAH.
Sekarang, cobalah kita bertanya pada diri kita sudah kah kita menjaga lisan kita?, berapa banyak orang yang terluka dan sakit hatinya karena perkataan kita yang sengaja atau tidak membuat mereka sakit hatinya. sesungguhnya kami berlindung kepada ALLAH SWT dari perkataan yang sia-sia, dari perkataan yang membuat sakit hati dan tidak mengundang ridhoNYA.