Pertambahan populasi penduduk dan pengaruhnya terhadap ketersediaan pangan sering menimbulkan degradasi sumberdaya alam, seperti timbulnya dampak negatif terhadap kualitas hidup manusia. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya pengetahuan, manusia bisa menemukan alternatif atau metode untuk mengatasi kendala yang ada melalui sistem penggunaan lahan yang berkelanjutan dengan berbasiskan pada pengetahuan masyarakat.
Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan berada di sekitar kawasan hutan, umumnya memiliki pengalaman hidup dalam mengelola sumberdaya alam sekaligus dalam pemanfaatannya. Di Jawa sistem penggunaan lahan, seperti pekarangan (homegarden) telah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dan merupakan warisan teknologi pemanfaatan lahan yang dikembangkan secara turun-temurun. Sebagai suatu tradisi yang turun temurun, pekarangan juga berkembang di luar Pulau Jawa yang dipadukan melalui kegiatan pertanian tradisional yang dilakukan oleh masyarakat lokal, seperti perladangan berpindah atau kebun pekarangan seperti yang dikembangkan oleh masyarakat transmigran.
Pekarangan sebagai tata guna lahan didefinisikan sebagai sistem produksi bahan pangan tambahan dalam skala kecil untuk dan oleh anggota keluarga rumah tangga dan merupakan ekosistem tajuk berlapis. Sedangkan persil pekarangan hanya mampu mempunyai batasan sebagai area dimana ada rumah yang ditinggali sebagai bagiannya. Pekarangan memiliki batasan yang jelas, secara utuh terdiri dari rumah, dapur, pecuren/pelataran, peceren, pawuhan, kandang, plegongan dan pagar. Salah satu manfaat terpenting dari fungsi pekarangan adalah untuk menyediakan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dengan cara ditanami berbagi jenis tanaman dalam upaya meningkatkan keragaman pangan keluarga.
Keberadaan tanaman pangan di pekarangan sangat menunjang kebutuhan pangan dalam keluarga. Dengan adanya keanekaragaman jenis tanaman di pekarangan maka petani dapat secara bergiliran mengambil hasilnya seperti kayu bakar, daun, buah dan umbi yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam hal ini pola pekarangan memegang peranan yang penting agar fungsi dan karakteristik tanaman sesuai dengan apa yang diharapkan. Pola pekarangan tidak lepas dari pengaruh faktor ekonomi dan fisik.
Source:
Novitasari, Euis. 2011. Studi Budidaya Tanaman Pangan Di Pekarangan Sebagai Sumber Ketahanan Pangan Keluarga (studi Kasus Di Desa Ampel Gading Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang). Universitas Brawijaya. Malang
3 komentar:
ehm..ehm....,ne skripsi nya eusi kah ...?>??
hehehe iyaaa :D smoga manfaat. abis agak susah wktu itu cari literaturnya ^____________^
Okelah kalo begitu
Posting Komentar