lupa sejak kapan bapak nanam markisa, tapi seingat saya sudah setahun yang lalu bapak cerita tentang markisa di kebun bapak tepatnya bulan mei saat bapak mengunjungiku di malang. bapak bilang markisanya di kebun belakang rumah yang berdekatan dengan stasiun kereta api tak terpakai subur, buahnya lebat. namun sayang, karena angin kencang tanaman markisa milik bapak rubuh.
sekarang saya sudah dirumah, bisa melihat langsung hasil kebun bapak. bapakpun cerita, hampir setiap hari membuat jus jambu yang dicampur dengan markisa. karena rasa markisa hasil panen bapak rasanya sangat masam sekali, sehingga memberikan sensasi segar saat dicampur dengan buah jambu. mungkin karena terlalu sering membuat jus blenderpun rusak tepat sehaari sebelum saya pulang kerumah. padahal dari kota malang saya sudah membawa apel rum beauty dan alpukat untuk dibuat jus, akhirnya saya tinggal gigit jari. melihat isi kulkas begitu banyak buah markisa bingung akan diolah menjadi apa. sampai akhirnya saya teringat salah satu prodak teh rasa markisa, dan tak ada salahnya jika saya mencobanya.
terlebih dahulu saya menyeduh teh bubuk kemudian menyaringnya, setelah itu saya mencampurnya dengan sari markisa yang telah saya saring. dan hasilnya segar sekali, bapak sangat menyukainya. tapi hasil racikan saya yang pertama dibilang kurang asam menurut kaka saya, dan racikan yang kedua katanya seperti obat. yaaa dalam hal apapun kita harus "legowo" menerima segala kritikan. apapun itu, jadikan ia cermin namun jangan jadikan ia racun yang merusak potensimu :). FIGHTING ^^
0 komentar:
Posting Komentar