Saat melewati daerah Probolinggo menuju Banyuwangi, tiba-tiba saya teringat dengan buah kawista. Buah masa kecil yang sering saya temui di rumah nenek di pesisir pantai utara. Saat mudiak kesana saya sering disuguhi buah kawisista. Kami terbiasa memakannya langsung atau di buat minuman dengan menambahkan air hangat dan gula secukupnya. Ingatan saya akan kesegaran rasanya memanggil untuk kembali menikmatinya. Sayang, pohon kawista di rumah nenek sudah ditebang sejak saya di sekolah dasar. Saat mudik nanti saya berharap bisa menemukannya lagi semoga saja
Kawista atau kawis (Limonia acidissima syn. Feronia limonia) dikenal juga sebagai Indian Woodapple atau Elephant Apple adalah kerabat dekat maja dan masih termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Melihat dari penampilannya buah ini sangat tidak menarik. Kulit buahnya sangat keras seperti batu, daging buah berwarna kecoklatan sampai hitam pekat, bahkan terlihat seperti buah busuk. Daging buah bercampur dengan biji dan serat buah. Meski demikian buah ini memiliki aroma yang kas dan kuat, rasanya masam segar. Buah yang baik adalah buah yang telah jatuh dari pohon secara alami dan umumnya berwarna hitam pekat.
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan". (QS. An Nahl [16] : 11)
Referensi :
Al Quran Al Kariem
Al Quran Al Kariem
0 komentar:
Posting Komentar